Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum
Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum
ABSTRACT
Drinking Water Supply Program with Community-Based (PAMSIMAS) aims to halve the proportion of
people who do not have access to drinking water and basic sanitation in Indonesia. One of the areas that
became the location of the implementation of the Program Pamsimas is Kabupaten Kendal, with case
study: Tanjungsari, Sidorejo, and Kalirandu Gede villages. To ensure the sustainability of the program, it
is necessary to people's to understanding the implementation of the program and the factors of public
concern to carry out the program. The purpose of this study was to determine the characteristics of
sustainability Pamsimas in Kabupaten Kendal, in those three villages, which will be achieved by using
one of the qualitative research approach, which is a case study (case study research). The qualitative
analysis techniques used are for qualitative description analysis and comparative analysis. The result of
this research can be concluded that those three villages are well understanding on the purpose of
Pamsimas program. Each villages have valuables characteristics that can support the sustainability of
the Pamsimas program. The factor of public awareness of the implementation of Pamsimas influenced
by community and government relations, practical reasons as well as public awareness of the
importance of protecting the environment.
Keywords: characteristics, understanding, awareness, sustainability, and Pamsimas
ABSTRAK
Program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) bertujuan untuk menurunkan
separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar di
Indonesia. Salah satu wilayah yang menjadi lokasi pelaksanaan Program Pamsimas adalah Kabupaten
Kendal, dengan studi kasus di desa Tanjungsari, Sidorejo, dan Kalirandu Gede. Untuk menjamin
keberlanjutan program, maka diperlukan adanya pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan
program serta faktor kepedulian masyarakat untuk terus melaksanakan program. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui karakteristik keberlanjutan program Pamsimas di Kabupaten Kendal, di tiga
desa tersebut di atas, yang akan dicapai dengan menggunakan salah satu pendekatan penelitian
kualitatif, yaitu penelitian studi kasus (case study research). Adapun teknik analisis kualitatif yang
digunakan adalah analisis deskripsi kualitatif maupun analisis komparatif. Hasil akhir dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa masing-masing desa memiliki karakteristik yang bernilai positif dan mampu
mendukung keberlanjutan program Pamsimas di desanya. Adapun faktor kepedulian masyarakat
terhadap pelaksanaan program Pamsimas dipengaruhi oleh hubungan masyarakat dengan pemerintah,
alasan praktis, serta kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
PENDAHULUAN
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara
berkelanjutan. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika
sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan
orang banyak. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan
berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke
waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan.
Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara,
disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan
air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh
masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Namun demikian, pemenuhan
kebutuhan air minum di Indonesia sampai saat ini masih cukup rendah. Akses air minum
secara nasional saat ini baru mencapai 55,04%, yang terdiri dari penduduk perkotaan sebesar
52,16% dan penduduk pedesaan baru sebesar 57,87% (BPPSPAM, 2011).
Penyediaan kebutuhan dasar yakni salah satunya air bersih untuk seluruh masyarakat tidak
terkecuali untuk masyarakat berpenghasilan rendah menjadi salah satu tujuan pembangunan
yang akan dilakukan pemerintah. Pemerintah Indonesia sendiri memiliki target untuk
mencapai target Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG),
yaitu menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air minum
dan sanitasi dasar pada Tahun 2015. Sejalan dengan itu, Pemerintah Indonesia melaksanakan
Program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), yaitu salah satu program
nasional (Pemerintah dan Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan akses penduduk
perdesaan dan peri urban terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan
pendekatan berbasis masyarakat (Pedoman Pengelolaan Pamsimas, 2013). Selain itu, sebagai
alternatif penyediaan air minum yang belum dilayani oleh PDAM.
Dikarenakan program ini bersifat hibah atau bantuan, sehingga perlu adanya penanganan
pasca program sehingga hasil pembangunan tidak sia-sia. Untuk menjamin keberlanjutan
program, maka diperlukan adanya pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan program
seperti manfaat, pengelolaan dan hal-hal terkait lainnya serta faktor apakah yang menjadi
kepedulian masyarakat untuk terus melaksanakan program. Sehingga dengan adanya
pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap program Pamsimas maka diharapkan
program Pamsimas mengalami keberlanjutan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
akan air minum khususnya di Kabupaten Kendal.
METODOLOGI PENELITIAN
Peneliti menggunakan penelitian kualitatif sebagai paradigma utama dalam penelitian ini.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan secara holistik,
dan dengan cara desktripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2006:6).
141
Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas (PAMSIMAS) Di
Kabupaten Kendal JPWK 12 (2)
Sifat dari penelitian yang mengkaji suatu kasus, yaitu menganalisis karakteristik desa yang
mampu mencapai tingkat keberlanjutan dari progam penyediaan air minum berbasis
komunitas (Pamsimas) di Kabupaten Kendal, maka dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian case study research.
Studi kasus ini memposisikan peneliti sebagai pihak luar yang bersifat independen yang tidak
akan mempengaruhi kasus yang diteliti. Kemudian peneliti akan terbuka terhadap semua
data-data yang dapat menjelaskan kasus tersebut, sehingga disini data tidak hanya berupa
kualitatif, tetapi juga terdapat penggunaan data kuatitatif. Hasil dari laporan penelitian ini
berupa narasi yang berisi serangkaian penjelasan hasil penelitian yang berisi aspek–aspek
kunci kasus yang diteliti. Pada akhirmya, diharapkan pendekatan penelitian studi kasus
dengan paradigma kualitatif akan saling berkolaborasi, melengkapi, dan memperkaya satu
dengan lainnya, sehingga didapatkan suatu informasi penelitian yang berkualitas dan
bertanggung jawab.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan teknik non
probability sampling atau teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel
tertentu dari suatu populasi (Sugiyono, 2005:53). Penelitian ini akan menggunakan teknik
“Purposive Sampling” pada pengumpulan datanya melalui penyebaran form wawancara.
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang
atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang memiliki
informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.
Sampel sebagai sumber data atau sebagai informan dalam penelitian ini maka sebaiknya
memenuhi kriteria sebagai berikut (Faisal dalam Sugiyono, 2005):
Pihak yang memahami suatu proses enkulturasi, sehingga tidak hanya sekedar
memahami suatu proses atau kegiatan, tetapi juga menghayati.
Pihak yang tergolong masih berkecimpung atau teribat dalam kegiatan yang sedang
diteliti.
Pihak yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasan” sendiri.
Pihak yang sebelumnya tergolong “asing/tidak kenal” dengan peneliti, sehingga lebih
nyaman dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
TABEL 1.
NARASUMBER PILIHAN
RESPONDEN
NO KODE
NAMA LEMBAGA/ KELOMPOK
1 Susilo Ketua BPSPAMS Banyu Mukti W_Ss
2 Karyono Ketua BPSPAMS Tirto Lestari W_Ky
3 Ahmad Sodikin Ketua BPSPAMS Banyu Bening W_Ah
4 Ali Sutaryo Koordinator CPMU W_Al
5 Indra Darmawan, ST Fasilitator W_Id
6 Marlupi Pengurus Asosiasi Pamsimas Kendal W_Ml
Sumber : Hasil Analis Peneliti, 2015
142
JPWK 12 (2) Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas
(PAMSIMAS) Di Kabupaten Kendal
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air merupakan bentuk
pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya
akan air bersih secara mandiri, dan menjadikan kelestarian sumber daya air yang mereka
gunakan sebagai tanggung jawab bersama (Eriyanto, 2006).
Berkelanjutan adalah satu kata yang dipopulerkan oleh World Commision on Environment
and Development pada laporan 1987-nya “Our Common Future” dan oleh Earth Summit di
Rio De Jainero tahun 1992. Keberlanjutan ini menghubungkan kesehatan budaya, sosial,
ekonomi, politik dan lingkungan jangka panjang kita. Keberlanjutan berarti memuaskan
kebutuhan kita sekarang tanpa mengorbankan kepentingan dan kemampuan dari generasi
masa mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Keberlanjutan adalah suatu etik,
seperangkat prinsip, dan pandangan yang berorientasi masa depan (Eko Budihardjo, Djoko
Sujarto, 1999)
143
Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas (PAMSIMAS) Di
Kabupaten Kendal JPWK 12 (2)
Prinsip yang diterapkan dalam program Pamsimas adalah sebagai berikut (Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Pamsimas, 2013):
1. Tanggap Kebutuhan; artinya program Pamsimas diberikan kepada lokasi yang
membutuhkan dan bersedia memelihara serta mengelola sistem terbangun. Alokasi
bantuan dana stimulan (Bantuan Langsung Masyarakat) disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan dan kesiapan masyarakat.
2. Partisipatif; artinya seluruh masyarakat (baik miskin, kaya, perempuan, laki-laki)
menjadi pelaku utama dan terlibat secara aktif dalam seluruh tahapan kegiatan
Pamsimas.
3. Kesetaran gender; artinya program Pamsimas memberikan kesempatan yang
samakepada perempuan maupun laki-laki, untuk mengambil keputusan,
berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan dan bertanggung jawab terhadap
pengelolaan sarana air minum dan sanitasi.
4. Keberpihakan pada masyarakat miskin; artinya program Pamsimas memastikan
masyarakat miskin mendapatkan akses air minum dan sanitasi yang aman.
144
JPWK 12 (2) Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas
(PAMSIMAS) Di Kabupaten Kendal
Kabupaten Kendal merupakan satu dari 35 kabupaten/kota yang berada dalam wilayah
Provinsi Jawa Tengah, dengan posisi geografis berkisar antara 1090 40’ – 1100 18’ Bujur Timur
dan 60 32’ – 70 24’ Lintang Selatan. Batas administrasi wilayah Kabupaten Kendal adalah
sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah timur berbatasan
dengan kota Semarang. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Temanggung.
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Batang.
Dalam program Pamsimas terdapat program yang menjadi reward bagi desa terpilih yang
bernama program HID Pamsimas. HID adalah salah satu komponen dalam Program
PAMSIMAS, berupa pemberian insentif atau penghargaan pada sejumlah desa/kelurahan,
baik reguler maupun replikasi, yang telah melaksanakan program ini dengan baik dan
melampaui standar kinerja. Dalam artian, BPSPAMS-nya mempunyai kinerja baik, dengan
capaian hasil yang baik pula. Hingga tahun 2015 terdapat 14 desa penerima HID.
TABEL 2.
JUMLAH DESA PENERIMA PAMSIMAS DI KABUPATEN KENDAL
REGULER/APBN REPLIKASI/APBD
NO TA JML DESA DS HID DS HIK
REGULER APBN REPLIKASI APBD
1 2008 9 9 - - 0 - 0
2 2009 15 15 - - 0 - 0
3 2010 12 12 - - 0 - 0
4 2011 16 13 - 3 0 3 0
5 2012 16 13 - 3 0 4 0
6 2013 13 0 9 0 4 4 0
7 2014 8 0 4 0 4 3 10
8 2015 8 0 4 0 4 - -
62 17 6 12
97 14 10
79 18
Sumber : Data Teknik Pamsimas Kabupaten Kendal, 2015
145
Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas (PAMSIMAS) Di
Kabupaten Kendal JPWK 12 (2)
3000
2500
2000
1500
1000
TARGET
500
REAL S/D SEKARANG
0
Ngampel
Brangsong
Weleri
Pegandon
Patean
Ringinarum
Gemuh
Limbangan
Singorojo
Kaliwungu Selatan
Pada penelitian ini, ruang lingkup spasial akan dilakukan berdasarkan beberapa karakteristik
yang berbeda-beda. Lokasi terpilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Desa Tanjungsari, Kecamatan Rowosari (HID)
Desa pesisir karena lokasinya berada di wilayah pesisir Kabupaten Kendal ini
mendapat program Pamsimas tahun 2008 dan mendapat dana hibah melalui
program HID Pamsimas tahun 2011 karena dinilai kinerjanya baik. Dari 14 (empat
belas) desa penerima HID, Desa Tanjungsari memiliki jumlah sambungan rumah
terbanyak yaitu sebanyak 599 SR.
146
JPWK 12 (2) Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas
(PAMSIMAS) Di Kabupaten Kendal
Ketiga desa tersebut diharapkan dapat mewakili gambaran desa penerima program
Pamsimas yang berbeda yaitu dari segi desa penerima HID, desa yang juga dilayani oleh
PDAM, dan segi gender dalam pelaksanaan program,. Untuk lebih jelas terkait posisi lokasi
desa-desa tersebut dapat dilihat pada peta berikut ini.
“Ya yang datang yang biasa aktif dalam program pemberdayaan. Tapi pemilihannya cukup
kondusif, dipilih ya yang memang peduli dengan lingkungannya dan ada yang paham tentang
teknis penyediaan air minum.” (W_Ss/PH/5)
Terdapat pemahaman bahwa anggota BPSPAMS dipilih dalam suatu musyawarah warga
yang dihadiri oleh sebanyak mungkin warga desa/ kelurahan, tokoh masyarakat, kepala desa/
lurah, perangkat desa/ kelurahan dengan memastikan keterlibatan yang selama ini
terpinggirkan (wanita dan warga miskin) untuk mendapatkan persetujuan oleh masyarakat.
Anggota BPSPAMS dipilih dari warga desa/ kelurahan berdasarkan kriteria moral/ kualitas
sifat manusia. BPSPAMS dibentuk dengan tujuan agar masyarakat sejak awal telah memiliki
suatu wadah resmi yang bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola pembangunan
air minum dan sanitasi di desa, dan tentunya mengoperasikan dan melakukan pemeliharaan
sarana prasarana air minum dan sanitasi yang telah dibangun sehingga terjaminnya
keberlanjutan pemanfaatan sarana dan prasarana, menjaga kualitas pelayanan bagi
147
Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas (PAMSIMAS) Di
Kabupaten Kendal JPWK 12 (2)
penerima manfaat, dan semakin luasnya pelayanan air minum dan sanitasi kepada
masyarakat.
“Klo kita nggak mau menjalankan program dengan baik, nanti bisa-bisa kita nggak dapat
bantuan lagi. Makanya kita mau menunjukkan klo kita ini sanggup menjalankan program
semaksimal mungkin agar program-program pemerintah yang pro rakyat terus
berkesinambungan.” (W_Ml/KP/01)
Kepedulian masyarakat terhadap program Pamsimas terlihat dari sisi kepraktisan dimana
efektivitas waktu dalam penyediaan air minum lebih praktis dibanding cara tradisional. Selain
itu dari segi biaya juga dinilai relatif murah jika dibandingkan dengan menggunakan air yang
disediakan oleh PDAM.
“Karena air bersih belum dilayani PDAM, maka warga dulu pakai sumur. Padahal air disini
kadang payau karena dekat laut. Kalo pingin dapat air yang bagus harus buat sumur bor, dan
itu sangat mahal. Makanya masyarakat senang dengan kehadiran program Pamsimas ini
karena akhirnya mendapat air minum yang layak dengan harga yang murah.” (W_Ss/KP/03)
Kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawabnya
merupakan salah satu bagian kepedulian masyarakat.
“Kemarin waktu kunjungan dari EGM dan Bank Dunia itu mereka cukup penasaran, kenapa bisa
pilih tipe ground dan bukan yg tower? Nah dulu waktu rembug desa, kita bahas rincian anggaran
148
JPWK 12 (2) Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas
(PAMSIMAS) Di Kabupaten Kendal
untuk membangun tower itu nggak cukup. Setelah kita hitung-hitung lagi ternyata anggarannya
hanya cukup untuk type ground. Padahal tanggapan awal dari tukang dan ahli-ahli air lainnya
sangat pesimis kalo type ground bisa menjangkau secara luas.” (W_Ss/PK/05).
Pemahaman Pengelola terhadap program Pamsimas juga sangat tinggi, mereka sadar bahwa
dana yang dipakai dalam Pamsimas adalah dana pinjaman dari Bank Dunia, sehingga mereka
merasa memiliki tanggung jawab untuk mengelolanya dengan baik, sebagaimana yang
disampaikan dalam wawancara berikut ini.
“Di Kendal ini sudah ada 89 desa lho yang terima Pamsimas, itu aset yang nggak main-main. Kalo
satu desanya dibiayai 275 juta, kalo dikalikan sudah berapa milyar itu?” (W_Ss/PK/04)
Faktor Penghambat :
Kapasitas masyarakat menjadi salah satu aspek dalam karakteristik keberlanjutan program
Pamsimas. Namun di desa Tanjungsari, kapasitas masyarakat yang telah baik tidak didukung
oleh perilaku masyarakat hidup sehat.
“Masyarakat disini masih ada yang suka BAB di pinggir sungai. Ya karena belum punya jamban di
rumah.” (W_Ss/PK/06)
Penyediaan air minum tanpa didukung dengan perilaku masyarakat yang sehat akan
menjadi penghambat dalam menjalankan program. Hal tersebut dikarenakan sumber air
baku dapat tercemar. Selain itu, target masyarakat PHBS tidak tercapai. Kendala tersebut
dapat berubah melalui proses serta pendampingan masyarakat secara terus-menerus.
Semakin bertambahnya masyarakat yang bergabung dalam program Pamismas maka
akan ada penyesuaikan perilaku dalam kehidupan berperilaku sehat. Dalam menangani hal
tersebut, pengelola telah menyediakan program bantuan pembangunan jamban rumah
berupa dana stimulan sebesar Rp 500.000,00 per rumah.
Faktor pendorong :
Karakteristik keberlanjutan yang terdapat di Desa Sidorejo dapat dilihat dalam cuplikan
beberapa wawancara berikut ini.
“Masyarakat lebih milih Pamsimas karena airnya murah jika dibandingkan PDAM. Disini tarif
perbulannya minimal 13.000 rupiah. Secara umum walaupun kondisi sosial ekonomi warganya
tergolong menengah namun tidak ada permasalahan dalam pembayaran air.”(W_Ky/PK/03)
“Satu tower maksimal bisa melayani 250 rumah dan jangkauannya bisa sampai 2.000 meter. Itu
yang ada di jaringan induk, nanti belum ke sambungan distribusinya, bisa nambah SR lagi.”
(W_Ky/PK/01)
Dari cuplikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa faktor biaya, kapasitas masyarakat
serta teknis menjadi pendorong dalam keberlanjutan program Pamsimas yang dilaksanakan
di Desa Sidorejo.
149
Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas (PAMSIMAS) Di
Kabupaten Kendal JPWK 12 (2)
Faktor penghambat :
Terdapat permasalahan yang muncul dalam perjalanan pelaksanaan program Pamsimas. Hal
tersebut ditinjau dari sumber air baku yang keruh serta kelembagaan yang sempat
mengalami ketidakstabilitas. Hal tersebut seperti yang terangkum dalam cuplikan
wawancara berikut ini.
“Warga banyak yang mengajukan komplain karena muncul banyak masalah, seperti airnya
keruh. Tapi seiring berjalannya waktu, kondisi air ternyata membaik dengan sendirinya.
(W_Ky/PK/01)
Faktor pendorong :
Desa Kalirandu Gede adalah terkait aspek teknis dimana didukung oleh sumber air baku serta
sarana dan prasarana yang terbangun dan terjaga dengan baik. Hal tersebut seperti yang
terlihat dalam kutipan wawancara berikut ini.
“Bak, pipa, meteran semua masih baik kondisinya. Sumber air juga masih aman debit serta
kualitasnya.” (W_Ah/PK/01)
Tingginya antusias masyarakat dalam menjaga dan merawat sistem penyediaan air minum
turut andil dalam keberlanjutan program Pamsimas. Hal tersebut dapat dilihat pada cuplikan
hasil wawancara berikut ini.
“Warga disini tau betul manfaat menggunakan air bersih. Tanpa diopyak-opyak mereka secara
bergilir secara swadaya mengecek kondisi sumber dan instalansi pipa. Klo ada yang mengetahui
ada yang bocor, warga inisiatif langsung lapor pengelola. Mereka tau betul, klo ga punya air
minum itu susah.” (W_Ah/PK/04)
Faktor penghambat :
Lembaga lokal yang dalam hal ini dibentuk BPSPAM mengalami kendala dalam
berkoordinasi. Selain itu, pengetahuan pengelola dalam hal teknik juga cenderung minim. Hal
tersebut diutarakan fasilitator dalam cuplikan wawancara berikut ini.
“Pengelolanya memang rada susah ditemuin, tapi kalo pas ada pembahasan mereka pasti bisa
hadir, ibu-ibunya energik” (W_Id/PK/02)
TABEL 3.
KARAKTERISTIK YANG MENDORONG KEBERLANJUTAN PROGRAM PAMSIMAS
DI KABUPATEN KENDAL BERDASAR LOKASI PENELITIAN
KARAKTERISTIK
ASPEK
Desa Tanjungsari Desa Sidorejo Desa Kalirandu Gede
Teknis Tersedianya dan terpeliharanya Tersedianya dan Ketersediaan sumber
sarana dan prasarana SPAM terpeliharanya air baku
sarana dan Sarana dan prasarana
prasarana SPAM yang terbangun dan
terjaga dengan baik
150
JPWK 12 (2) Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas
(PAMSIMAS) Di Kabupaten Kendal
KARAKTERISTIK
ASPEK
Desa Tanjungsari Desa Sidorejo Desa Kalirandu Gede
Lembaga Solidnya BPSPAM - Pelibatan aktif
Lokal Pengelola menguasai teknis gender/perempuan dalam
SPAM program
Biaya Ketertiban dalam pengelolaan Tarif air yang Finansial terorganisir
keuangan dan manajemen murah sehingga dengan baik
keuangan yang baik pembayaran Peran aktif gender
lancar dalam penarikan iuran
Kapasitas Adanya kesadaran bahwa dana Kesadaran warga Tingginya antusias
Masyarakat yang dipakai dalam Pamsimas akan membayar masyarakat dalam
adalah dana pinjaman dari iuran tepat waktu menjaga dan merawat
Bank Dunia, sehingga sistem penyediaan air
masyarakat merasa memiliki minum
tanggung jawab untuk
mengelolanya dengan baik
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2016
TABEL 4.
KARAKTERISTIK YANG MENGHAMBAT PROGRAM PAMSIMAS
DI KABUPATEN KENDAL BERDASAR LOKASI PENELITIAN
KARAKTERISTIK
ASPEK
Desa Tanjungsari Desa Sidorejo Desa Kalirandu Gede
Teknis Ancaman Di musim kemarau, Minimnya inovasi terhadap
pencemaran air baku air baku keruh teknis SPAM
oleh kurang
kesadaran PHBS
Lembaga - - BPSPAM mengalami kendala
Lokal dalam berkoordinasi karena
waktu pengelola yang sangat
terbatas
Pengetahuan pengelola dalam
hal teknik juga cenderung
minim
Biaya - - -
Kapasitas Minimnya kesadaran Adanya -
Masyarakat masyarakat akan kelembagaan yang
PHBS tidak stabil/tidak
kondusif
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2016
Berdasarkan hasil analisis di atas, program PAMSIMAS yang terdapat di Kabupaten Kendal
dapat berlanjut dengan baik dengan didukung oleh variabel sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan, dengan rincian :
Teknis : ketersediaan air baku, pemahaman pengelola tentang pemilihan tipe
bangunan unit Pamsimas
151
Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas (PAMSIMAS) Di
Kabupaten Kendal JPWK 12 (2)
Lembaga Lokal : BPSPAM berfungsi dengan sangat baik dlm memberikan sosialisasi
dan pemahaman kpd masyarakat.
2. Tahap Pelaksanaan, dengan rincian :
Lembaga Lokal : BPSPAM mendapat dukungan dari Fasilitator dan Pemda (Dinas
Ciptaru) dengan sangat baik.
Perilaku Masyarakat : masyarakat menyambut baik dan sangat memahami
pentingnya Pamsimas shg mereka ikut bergotong royong dlm membangunnya.
Biaya : alokasi dana dg sangat efisien tapi tetap efektif.
3. Tahap Pemeliharaan, dengan rincian :
Lembaga Lokal : BPSPAM mengelola anggaran dg baik, pelayanan konsultasi dan
pemasangan jaringan baru dilakukan dg baik dan cepat. BPSPAM juga membentuk
wadah bagi seluruh pengelola Pamsimas di Kab. Kendal dlm sebuah asosiasi yang
berfungsi utk saling mendukung dlm mencapai target HID.
Biaya : tarif yang ditetapkan oleh pengelola dapat untuk menutup biaya operasional,
sekaligus jg sebagai biaya cadangan yg tidak terduga.
Sosial : masyarakat dpt menerima index tarif.
Teknis : Perilaku masyarakat yg semakin peduli dlm menjaga kelestarian lingkungan
(tidak BAB dan membuang sampah sembarangan).
KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian tesis ini adalah untuk mengkaji karakteristik keberlanjutan program
penyediaan air minum berbasis komunitas (PAMSIMAS) di Kabupaten Kendal, berdasarkan
tinjauan terhadap 4 (empat) variabel terpilih yaitu teknik, biaya/ finansial, lembaga lokal serta
kapasitas masyarakat. Dimana didapatkan kesimpulan :
Bahwa masyarakat di 3 (tiga) desa tersebut yang terlibat dalam program Pamsimas di
Kabupaten Kendal, paham dan berpartisipasi aktif dalam program Pamsimas yang
dijalankan.
Berdasarkan hasil analisis kepedulian komunitas dapat diketahui bahwa faktor
kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan program Pamsimas dipengaruhi oleh
hubungan masyarakat dengan pemerintah, alasan praktis serta kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga lingkungan.
Dalam analisis karakteristik keberlanjutan program penyediaan air minum melalui
program Pamsimas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari ketiga desa yang
berbeda-beda tersebut, yaitu desa Tanjungsari, Sidorejo dan Kalirandu Gede, memiliki
nilai-nilai positif yang dapat menekan faktor-faktor kelemahan di desanya, sehingga
mampu mendukung pada keberlanjutan program Pamsimas.
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis dan rumusan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
beberapa rekomendasi yang dapat diberikan antara lain :
1. Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal :
Perlunya adanya inisiasi program pelestarian lingkungan yang dapat mendukung
pada terpeliharanya kualitas dan kuantitas sumber air baku, khususnya di wilayah
layanan Pamsimas.
152
JPWK 12 (2) Adhi Nugroho, A. Peluang Keberlanjutan Program Penyediaan Air Minum Berbasis Komunitas
(PAMSIMAS) Di Kabupaten Kendal
Memberikan perhatian secara lebih intensif kepada masyarakat desa, dalam upaya
menjaga keberlanjutan program Pamsimas, melalui program kegiatan fasilitasi
pengembangan sumber daya manusia, khususnya kepada para pengelola Pamsimas
di desa.
Memonitoring serta mengevaluasi kegiatan pengelolaan program Pamsimas di desa,
serta berperan aktif dalam memberikan solusi dan usaha pengembangan program
Pamsimas di desa.
Sebagai perantara dalam menjaga hubungan yang baik dan harmonis antara
pengelola Pamsimas dengan stakeholder yang lain, dalam hal ini adalah PDAM
Kabupaten Kendal.
2. Kepada BP-SPAM di desa :
Bersikap lebih pro aktif dalam berkomunikasi dengan pemerintah daerah Kabupaten
Kendal, sehingga pengembangan pengelolaan Pamsimas tetap sesuai dengan arah
dan tujuan pembangunan pemerintah daerah.
Membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan stakeholder PDAM,
sehingga mampu meredam potensi konflik wilayah pelayanan dan penentuan titik-
titik pengelolaan sumber air.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti dan Mardwi 2013. Evaluasi Pengelolaan Program Pamsimas di Lingkungan Permukiman
Kecamatan Mijen Semarang. Jurnal Teknik PWK 2 (4): 983-947.
Budihardjo, Eko; Sujarto, Djoko. 1999. Kota Berkelanjutan. Bandung: Alumni.
Khan, M.A. 2000. Planning for and Monitoring of Project Sustainability : A Guideline of Concepts,
Issues and Tools. Monitoring and evaluation news.
Masduqi, A. 2010. Keberlanjutan Sistem Penyediaan Air Bersih Perpipaan di Perdesaan. Disertasi
Doktoral. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosadakarya
Suciati. 2006. Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Pati.
Tesis tidak untuk dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabet.
Suharjono, R.M, & Nadiasa. 2014. Analisis Faktor kinerja Pengelolaan Air Bersih Pedesaan di
Kabupaten Buleleng. Jurnal Spektran Vol.2 No. 1, Januari.
Yin. K, Robert. 1989. Case Study: Design and Methods. USA: Sage Publication
153